Sabtu, 14 September 2019

Perjalanan dari sebuah kehidupan

Setiap anak tidak dapat memilih siapa yang akan menjadi calon keluarganya atau tidak dapat memilih siapa yang akan menjadi orang tuanya. Tuhanlah yang berhak menentukan dimana tempat kita tinggal dan siapa orang tua kita. Saya sangat berterima kasih kepada Allah telah dilahirkan dari rahim seorang ibu yang kuat, pemberani dan tidak pernah menyerah dengan keadaan meskipun keluarga saya tidak sesempurna keluarga kalian.

Nisa adalah seorang anak yang lahir dari keluarga cukup "berada" karena kedua orang tuanya bekerja di perusahaan BUMN. Ayah Nisa adalah seorang karyawan Bank BUMN ternama yang memiliki jabatan sukup strategis dibidangnya dan Ibu Nisa adalah seorang Karyawati disalah satu perusahaan BUMN yang bergerak dibidang pengawan jalan tol dan memiliki jabatan yang cukup penting diperusahaannya. Nisa juga memliki 3 kakak Tiri yang juga tinggal bersama dengannya.

Kehidupan Nisa sebenarnya sangat amat tercukupi karena Ibunya selalu memenuhi apa yang Nisa inginkan dari Tingal dirumah yang besar, antar jemput mobil setiap sekolah, belanja baju mahal, sepatu, gonta-ganti Hp dan jalan-jalan pun semua telah dipenuhi oleh Ibunya. Tapi sayang dari kehidupan yang mewah tersebut ternyata Nisa tetap tidak mendapatkan kebahagian seperti apa yang dia inginkan.

Nisa tidak pernah mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari seorang ayah. Dimana yang dia ketahui bahwa setiap anak perempuan selalu dekat dengan ayahnya, dia ingin sekali bermain dan menghabiskan waktu dengan ayahnya. Bahkan untuk bermain dengan kakak-kakaknya pun Nisa tidak pernah karena mereka semua telah memiliki dunianya sendiri. Dia hanya selalu ditemani oleh Ibunya dan asisten rumah tangganyayang sangat menyayanginya.

Sampai pada saat Nisa beranjak dewasa Nisa mengira semua akan berubah seiring dengan berjalan waktu karena Nisa mengingkan keluarga yang harmonis dan penuh kebahagian tapi itu semua ternyata tidak pernah didapatnya dikarenakan memang Nisa tidak pernah dianggap ada oleh Ayah dan kakak-kakak Tirinya.

Namun Nisa sangat beruntung memiliki Ibu seperti Ibu Mimi yang selalu menyayanginya, selalu meluangkan waktu untuknya dan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya. Mungkin jika Ibunya tidak bekerja keras untuknya, Nisa tidak akan bisa sekolah karena hanya Ibunyalah yang membiayai semua kebutuhan Nisa dari dia masuk TK hingga selesai kuliah.

Semua perjalanan tersebut tidak selalu berjalan mulus dikarenakan banyak hambatan didalam internal keluarganya, tapi semua ia lewati dengan tegar meskipun ia tahu bahwa Ibunya sangat tidak disukai oleh kakak tirinya karena Ibunya selalu dijelek-jelekin dan selalu diperlakukan tak sepantasnya.

Meskipun Ibu Mimi hanya seorang Ibu Tiri bagi ketiga kakaknya tapi Ibu Mimi tidak pernah membeda-bedakan Nisa dengan ketiga kakaknya dan beliau selalu sayang dengan semua anaknya. Ya memang sih Ibu Tiri itu selalu dianggap atau dicap jelek oleh lain tapi beliau dengan ikhlas merawat dan membesar ketiga kakaknya. Tetapi tetap saja ketiga kakaknya itu tidak pernah menerima keberadaan Nisa dan Ibunya.

Setelah 20 tahun Nisa dan Ibu Mimi tinggal bersama mereka, akhirnya Ibu Mimi memutuskan untuk berpisah dengan ayah Nisa karena memang selama 20 tahun tersebut anaknya tidak pernah dibiayai, tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari ayahnya dan Ibu Mimi pun tidak pernah tidak pernah diterima oleh ketiganya.

Walaupun setiap Nisa dirawat di RS ayah Nisa selalu nungguin tapi bukan hal tersebut yang ia mau, Nisa ingin seperti anak-anak lainnya selalu dekat dengan ayahnya dan menghabiskan waktu dengan berbagi cerita mengenai banyak hal yang selama ini tidak pernah ia dapatkan.

Memang keputusan tersebut adalah keputusan yang berat untuknya karena memang tidak ada anak yang menginginkan kedua orang tuanya berpisah meski seburuk apapun kelakuan ayahnya tapi ia mencoba tetap memahami keputusan yang telah diambil oleh Ibunya. Akhirnya, Nisa memilih untuk tinggal bersama Ibunya karena memang selama ini yang bekerja keras untuk dirinya adalah sang Ibu.

Setelah semuanya berakhir ternyata tidak membuat Nisa untuk menjadi lebih baik, bahkan justru sebaliknya. Semua itu, membuat dirinya semakin terpuruk dan setiap dirinya mencoba bangkit selalu tidak bisa karena ia belum bisa menerima semua ini dengan ikhlas. Dimana, ia harus menerima keadaan yang berbalik secara total 360 derajat sehingga ia dan Ibunya mengharuskan memulai kehidupan dari "awal" lagi karena semua harta yang telah dimiliki Ibunya telah habis diambil oleh ketiga kakak tirinya.

Kesedihan masih menyelimutinya hingga kini, setelah ia pindah rumah dan tinggal di rumah eyangnya. Ternyata Ia, masih harus melalui ujian yang cukup berat. Selama 4 tahun ia tinggal disana, Ibunya mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan dari saudara-saudaranya dan hal itu yang membuat Nisa di cap sebagai keponakan yang membangkan karena selalu melawan perkataan bude-budenya hanya untuk membela Ibunya.

Tidak cukup sampai disana, Nisa pun juga mendapatkan perlakuan yang tidak enak dari mulai dibilang pengecut karena ia tidak bisa bekerja di BUMN sampai ia difitnah oleh tantenya hanya karena masalah sepele. Hal tersebut, membuat dirinya semakin tertekan hingga membuatnya sakit selama 2 tahun dari mulai operasi saluran kemih, sakit maag yang selalu kambuh hingga ia divonis terkena TBC usus sehingga ia dengan terpaksa harus resign dari pekerjaan yang lama untuk menyembuhkan penyakitnya.

Di awal tahun 2017, akhirnya ia dinyatakan sembuh dari penyakitnya dan awal dirinya mulai bangkit kembali. Ia terus mencoba melamar pekerjaan kesana-kemari tapi belum ada yang dapat juga sampai akhirnya di bulan November awal, ia pun ditawarkan pekerjaan diperusahaan swasta start up yang cukup besar didaerah kuningan.

Walaupun pekerjaan disana berbeda dengan jurusannya, ia tetap menjalaninya demi tuntutan ekonomi dan beberapa kebutuhan yang harus dipenuhinya. Namun, dalam bekerja pun diselamanya berjalan dengan mulus. Selalu saja ada obstacle yang harus ia hadapi dari mulai lingkungan pekerjaan, rekan tim, pekerjaan dan teman cowoknya.

Hingga kini Nisa pun masih terus melakukan perbaikan diri dan masih terus berjuang untuk dapat membahagiakan Ibunya yang paling ia sayangi. Namun, saat ini Ia sudah mulai memahami dan menerima keadaanya serta menjalaninya dengan ikhlas bahwa suatu saat nanti pasti ia bisa melebihi Ibunya.


Perkenalan

Hi... 


This my blog, disini gue akan menulis apa saja yang gue inginkan!
My name is Catur Wahyu WIjayanti. you can call me Anti, Catur, Ntii. aaah.. Whatever you wantlah mau manggil gue apa bahkan gue punya nama panggilan sendiri di keluarga yaitu Nissa. I dont know nama ini dari mana tapi katanya sih nama ini adalah nama kesukaan nyokap.


Lanjut... yep, gue lahir di Jakarta tanggal 03 April 1993. Sekarang gue bekerja disalah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa transportasi. 


Yaa.. Sebenarnya ini sih adalah pertama kalinya gue nulis blog dan disini gue akan lebih mengungkapkan hal-hal mengenai kehidupan gue, dari gue kecil mungkin sampai dengan gue yang sekarang ini.


I think, its enough untuk perkenalannya. Sampai Jumpa di tulisan selanjutnya!